Pages

Monday, April 18, 2011

Hujan, Ku Pinta.........


Kian mengalir ke tempat yang lebih rendah dan berakhir di muara hingga luasnya samudera.
Ya, begitulah tiap tetes tangisan langit yang membasahi bumi setelah mengarungi berbagai realif yang dilaluinya.
Setiap gemerciknya adalah dendang alam yang menyimpan sejuta kenangan yang pernah ku teguk.
Dikala manisnya masa-masa remaja, walau terkadang pahitnya ujung duri pun turut menikam bertubi-tubi, hingga masa kedewasaan kini tlah menggelayuti badan.
Titik-titik air mata dan gemuruhnya gelak yang terlarut bersama deraian sang hujan, tlah menjadi saksi petualangan hidup kala mengarungi zaman.
Bayang-bayang asa dan segala cita belum sanggup untuk ku genggam hingga detik ini.
Segalanya masih terawang di angan-angan menunggu untuk dijadikan  sebuah realita.
Namun ku slalu berkeras hati merajut setiap helai benang-benang mimipi demi selembar kejayaan hidup dengan kepingan asa yang tersisa.
Slalu mencoba menahan sakitnya jarum yang menusuk urat-urat hidup yang slalu menyisakan getir.
Putus asa pun tak bosan menghampiri.
Namun indahnya irama dendang sang hujan dan redupnya sang langit menggugahku tuk mengurai setiap untaian kata.
" Semoga tak 'kan tergeser kakiku saat ombak di pantai menerpa tubuhku, semoga ku masih berdiri walau terpaan topan kehidupan menghadang, semoga ku tetap mampu berlari diteriknya gurun pasir diantara musyafir yang tergeletak mendambakan zam-zam. "
Segudang pintaku pada-Nya sang penguasa alam.

No comments:

Post a Comment

Ichizuru Chan. Powered by Blogger.